Datang tiba-tiba,
tanpa diminta.
Aku berharap, semoga
tak salah.
Setiap mencoba,
gagal.
Setiap menunggu,
ternyata tak disambut.
Jauh mimpiku.
Aku kini tak mau
bermimpi lagi.
Atau jika bermimpi,
mungkin aku akan pilah-pilah dulu.
Jangan terlalu
tinggi. Tak boleh terlalu indah.
Bagaimana jika itu
mimpi buruk?
Mungkin akan lebih
baik.
Sebab setiap mimpi
dalam hidupku akan berbanding terbalik dengan keadaan sebenarnya.
Aku menyerah
sajakah, baiknya?
Untuk berjalan,
kumulai tak sanggup.
Bagaimana jika
berhenti? Aku tak bisa, ternyata.
Terlalu banyak setan
di tengah jalan.
Atau tetap
berpura-pura melanjutkan?
Namun bagaimana, aku
takut remuk..
Jangan buyarkan
lamunan ini, hey!
Cukuplah. Aku tak
mau mengambang.
Mari lanjutkan walau
terpaksa.
Biarkan mereka
menduga, dan salah mengerti.
Teruslah, lanjutkan.
Masih ada di depan,
belakang, bahkan disudut.
Ah, jelek sekali.
Ini biasa.
Berhenti saja.
Takjelas. Aneh. Tak
bermakna.
Jadi, berhenti
menggerakkan jarimu di tuts itu.
Kau ini hanya
pujangga kotor. Tak suci.penuh kepalsuan!
***
Ditulis
ditengah-tengah semarak pesta tetangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar